1) Larutan infus yang dimasukkan ke dalam darah (2) Pemakaian glikol pada radiator kendaraan bermotor Contoh (1) dan (2) berkaitan dengan sifat koligatif larutan secara berurutan, yaitu: a. kenaikan titik didih dan penurunan titik beku b. kenaikan titik didih dan penurunan tekanan uap c. penurunan titik beku dan tekanan osmotic d. tekanan
Semakinbesar nomor atom suatu unsur maka Energi ionisasi semakin besar. Penggunaan garam pada pembuatan es putar menerapkan sifat koligatif penurunan titik beku. Jawaban : D. 10. Titrasi. Volume rata-rata H 2 SO 4 = 5 ml. Paku yang mengalami korosi atau perkaratan paling cepat adalah paku yang terdapat di dalam larutan garam. Jawaban
LaporanPraktikum Kimia Dasar Percobaan III (Sifat Koligatif Larutan Penurunan Titik Beku) BAB 9 Merancang Organisasi yang Adaptif; lisa meica Makalah Ipoleksosbudhankam biologi dasar dan makalah nxjdkci; Makalah Perkembangan Peserta Didik; Asuhan Keperawatan PMS (Kelompok 2-A 2019 2)
Sifatkoligatif larutan meliputi tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmotik. Sifat koligatif terutama penurunan titik beku dan tekanan osmosis memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa penerapan penurunan titik beku dapat mempertahankan kehidupan selama musim dingin.
MateriPokok : Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit menyiapkan rangkuman hasil belajar mandirinya. Alokasi Waktu : 12 JP (@ 45 Menit, 2 JP PH) b) Peserta didik membentuk kelompok dan peserta didik. Pertemuan : 1 - 6. melakukan diskusi dan mengelaborasi jawaban. masing-masing individu sebagai hasil diskusi dalam.
Berikutini beberapa penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan: (1) hujan buatan; (2) penyerapan air oleh akar tanaman; (3) pembuatan es putar; (4) menambahkan glikol pada radiator; dan (5) proses transfusi darah. Penerapan sifat penurunan titik beku larutan terdapat pada pasangan nomor B. D. E. U-ZF-2012/2013 (1) dan (2) (1) dan (3)
. Sifat koligatif merupakan sifat fisik pelarut yang dipengaruhi oleh zat terlarut. Beberapa sifat koligatif larutan yang akan dibahas adalah perubahan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Perubahan Tekanan UapKasus I Zat A & B Adalah Zat VolatileKasus II Zat A Volatile dan B Non-Volatile Non-IonikKasus III A Zat Volatile dan B Non-Volatile IonikContoh Soal Tekanan UapKenaikan Titik DidihContoh Soal Kenaikan Titik DidihPenurunan Titik BekuContoh Soal Penurunan Titik bekuTekanan OsmosisContoh Soal Tekanan Osmotik Perubahan Tekanan Uap Tekanan uap merupakan tekanan yang dimiliki oleh uap zat cair yang berada dalam kesetimbangan dengan zat cair. Misalkan kita memiliki gelas yang berisi air dan tertutup. Ketika ditutup, maka sebagian air pada fasa liquid akan menguap menjadi uap air hingga tekanan uap tersebut mencapai nilai tertentu. Nilai inilah yang disebut sebagai tekanan uap P. Ilustrasi Tekanan Uap Perubahan tekanan uap dapat terjadi jika suatu zat dicampur dengan zat lain. Hal ini disebabkan antara kedua zat akan berinteraksi sehingga menghasilkan gaya tarik yang berbeda dari keadaan murninya. Misalkan zat A dicampur dengan zat B, maka akan terdapat beberapa kemungkinan dalam perubahan tekanan uap nya. Kasus I Zat A & B Adalah Zat Volatile Zat volatile merupakan zat yang mudah menguap. Ciri khas dari zat volatile adalah ketika dibiarkan di tempat terbuka maka zat tersebut akan berkurang jumlahnya. Contoh air, bensin, alkohol. Pada keadaan murni, zat A akan memiliki tekanan uap PA dan zat B akan memiliki tekanan uap PB sementara ketika zat A dan B dicampur, tekanan uap A akan bernilai PA tidak sama dengan PA dan tekanan uap B akan bernilai PB tidak sama dengan PB. Nilai PA dan PB dapat memiliki hubungan \P_A = \chi_A \cdot P^0_A \ dengan \\chi_A = \frac{n_A}{n_{total}}\ Tekanan total Pmix campuran merupakan penjumlahan PA dan PB \P_{mix} = P_A + P_B \\P_{mix} = \chi_A \cdot P^0_A + \chi_B \cdot P^0_B\ dimana \\chi_A + \chi_B = 1\ nA = mol zat A\\chi_A \ = fraksi mol A Kasus II Zat A Volatile dan B Non-Volatile Non-Ionik Pada kasus 2, tekanan total dirumuskan sama dengan kasus I, \P_{total} = \chi_A \cdot P^0_A + \chi_B \cdot P^0_B \ namun, pada kasus ini karena B merupakan zat non-volatile, maka nilai PB ≈ 0, maka persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi \P_{total} = \chi_A \cdot P^0_A \ Jika A kita sebut sebagai pelarut dan B sebagai zat terlarut, kita dapat menulis Rumus tekanan total karena χt + χp = 1, maka χt < 1 Kasus III A Zat Volatile dan B Non-Volatile Ionik Pada kasus 3, tekanan total dirumuskan sama dengan kasus I \P_{total} = \chi_A \cdot P^0_A + \chi_B \cdot P^0_B \ Namun, pada kasus ini karena B merupakan zat non-volatile, maka nilai PB ≈ 0, maka persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi seperti dibawah ini \P_{total} = \chi_A \cdot P^0_A \ Selain itu, karena B merupakan senyawa ionik, maka B dapat terurai menjadi ion-ionnya sehingga i merupakan faktor Van’t Hoff yang dapat dirumuskan sebagaimana berikut n = jumlah ion yang terurai α = derajat dissosiasi Contoh Soal Tekanan Uap Soal Hitung tekanan uap suatu larutan yang terdiri dari 3 mol zat terlarut non-volatil dan 15 mol air pada suhu 25 ℃, mengingat tekanan uap air murni pada suhu 25 ℃ adalah 23,8 dan pembahasan Langkah pertama, hitung fraksi mol zat pelarut \x_{\rm A} = \frac{moles\ solvent}{total\ moles} \\x_{\rm A} = \frac{15}{18} = Langkah kedua, gunakan rumus tekanan uap non-volatil \p = p^{\star}_{\rm A} x_{\rm A} \\p = torr \times = torr\ Kenaikan Titik Didih Suatu zat dapat mendidih jika tekanan uap zat tersebut sudah sama dengan tekanan luar. Tekanan uap suatu zat merupakan fungsi suhu, ketika suhu naik maka tekanan uap zat tersebut juga naik. Sebagai contoh titik didih normal air adalah 100oC hal ini menyatakan bahwa tekanan uap air bernilai sama dengan tekanan luar yakni 1 atm. Kenaikan titik didih sebesar ΔT terjadi jika suatu zat yang masih murni solvent dicampur dengan zat lainnya sehingga berubah menjadi larutan solution yang memiliki titik didih yang baru dan lebih tinggi dari sebelumnya. [ Dari proses penurunan tekanan uap, kita mengetahui bahwa ketika suatu zat dicampur maka tekanan uap nya akan turun. Hal ini menjadikan diperlukan suhu yang lebih besar untuk mencapai tekanan luar. Hal inilah yang menjadikan titik didih suatu campuran akan meningkat dari pada zat murninya. Kenaikan titik didih ini dapat dirumuskan \\Delta T_b = b \cdot K_b\ b = molalitas zat terlarut Kb = konstanta kenaikan titik didih Dimana b merupakan molalitas dari zat terlarut. Molalitas sendiri dapat dirumuskan \b = \frac{n_{t}}{m_{p}\text{ kg }}\ Jika zat terlarut ionik, maka persamaannya menjadi \\Delta T_b = b \cdot K_b \cdot i\ nt = mol zat terlarutmp = massa pelarut dalam satuan kg\i\ = jumlah ion terlarut Contoh Soal Kenaikan Titik Didih Soal Hitung titik didih larutan berair dimana cukup NaCl ditambahkan untuk membuat larutan 0,37 molal. Kb untuk air adalah 0,512 [lateks] \ frac {^ oC} {m} [/ lateks].Jawaban dan Pembahasan \\Delta T_b = i \times K_b \times b\\\Delta T_b = 2 \times \frac{^oC}{m} \times m\\\Delta T_b = Dikarenakan titik didih air pada kondisi normal adalah 100 ℃, maka titik didih akhirnya akan menjadi 100 + = ℃ Penurunan Titik Beku Kurva penurunan titik beku sebagaimana digambarkan oleh nomor 2 kondisi awal dan nomor 4 kondisi akhir. Selain mengalami kenaikan titik didih, campuran suatu zat juga akan mengalami penurunan titik beku. Perumusan penurunan titik beku tertulis seperti dibawah ini \\Delta T_f = b \cdot K_f\ b = molalitas zat terlarut Kf = konstanta penurunan titik beku Dimana b merupakan molalitas dari zat terlarut. Molalitas sendiri dapat dirumuskan \b = \frac{n_{t}}{m_{p}\text{ kg }}\ Jika zat terlarut ionik, maka \\Delta T_f = b \cdot K_f \cdot i\ nt = mol zat terlarutmp = massa pelarut dalam satuan kg\i\ = jumlah ion terlarut Contoh Soal Penurunan Titik beku Soal Berapakah titik beku larutan air ketika sejumlah NaCl ditambahkan untuk membuat larutan 0,25m? Nilai Kf untuk air adalah ℃ / dan pembahasan NaCl dapat terpecah menjadi dua ion yaitu Na+ dan Cl– oleh karenanya, nilai i adalah 2. \\Delta T_f = i\times K_f \times molality\\\Delta T_f = 2\times \frac{^oC}{m} \times m\\\Delta T_f = Dari sini didapatkan bahwa perubahan titik beku akan turun sebesar ℃. Maka titik beku akhirnya akan menjadi 0 – = oC Tekanan Osmosis Proses osmosis merupakan proses mengalirnya zat cair dari larutan yang encer menuju ke larutan yang pekat dengan melewati membran semipermeabel. Tekanan yang diperlukan untuk menghentikan proses osmosis. Ilustrasi Tekanan Osmosis Tekanan osmosis dirumuskan \\Pi = M \cdot R \cdot T \cdot i\ M = Molaritas larutan MR = konstanta gas 0,08206 l atm / mol KT = suhu dalam satuan Kelvin\i\ = jumlah ion jika zat terionisasi Jika pada larutan yang pekat diberi tekanan sebesar Π, maka proses osmosis tidak akan terjadi dan jika tekanan lebih besar dari Π maka akan terjadi peristiwa osmosis balik yang artinya zat cair akan berpindah dari larutan pekat ke larutan encer. Contoh Soal Tekanan Osmotik Soal Berapa tekanan osmotik larutan 1,35 M NaCl pada temperatur 25 oC?Jawaban dan pembahasan Pertama-tama kumpulkan semua informasi yang kita peroleh. i = 2 NaCl terbagi menjadi dua ionM = \\frac{moles}{L}\R = \\frac{L\times atm}{K \times mol} \\\frac{L\times atm}{K \times mol} \T = 25 oC + 273 = 298 K Dari informasi di atas, dapat dicari tekanan osmotik Π menggunakan rumus berikut \\Pi = M \cdot R \cdot T \cdot i\\\Pi = 2 \times \times \times 298\\\Pi = atm\ Maka tekanan osmotik dari larutan NaCL 1,35 M diketahui sebesar \\Pi = atm\. Sekian pembahasan kami mengenai sifat koligatif larutan lengkap dengan soal dan pembahasannya. Semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk tetap mengunjungi sebagai referensi belajar kamu! Referensi contoh soal
Contoh pemanfaatan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari meliputi contoh penerapan sifat koligatif larutan penurunan tekanan uap jenuh, contoh penerapan sifat koligatif larutan kenaikan titik didih, contoh penerapan sifat koligatif larutan penurunan titik beku, dan contoh penerapan sifat koligatif larutan tekanan Contoh Pemanfaatan Sifat Koligatif Larutan Penurunan Tekanan Uap Jenuh Tingginya kadar garam di laut mati Pembuatan kolam renang apung Mendapatkan Benzena murni2. Contoh Penerapan Sifat Koligatif Larutan Kenaikan Titik Didih Penyulingan minyak bumi Penyulingan gula Menambahkan bumbu setelah air mendidih saat memasak Menambahkan garam saat memasak Pengukuran masa molar3. Contoh Penggunaan Sifat Koligatif Larutan Penurunan Titik Beku Penggunaan garam dapur untuk mencairkan salju Penambahan etilen glikol pada radiator mobil Penggunaan garam dapur dalam pembuatan es putar Anti beku pada tubuh hewan4. Contoh Penerapan Sifat Koligatif Larutan Tekanan Osmosis Naiknya air tanah melalui akar ke seluruh bagian tanaman Penggunaan garam dapur untuk membunuh lintah Penggunaan garam dapur untuk mengawetkan makanan Proses yang terjadi di dalam mesin cuci darah Penggunaan cairan tetes mata Pemisahan zat beracun dalam air limbah
Hello Readers, pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai penerapan sifat koligatif penurunan titik beku larutan terdapat pada nomor. Mungkin bagi sebagian orang topik ini terdengar sangat teknis dan sulit dipahami, namun dengan pembahasan yang santai dan mudah dipahami, kita akan dapat memahami konsep ini dengan baik. Apa Itu Sifat Koligatif? Sifat koligatif adalah sifat-sifat yang terjadi pada suatu larutan karena adanya partikel-partikel yang terlarut di dalamnya. Salah satu contoh dari sifat koligatif adalah penurunan titik beku. Penurunan titik beku ini terjadi ketika suatu zat terlarut ditambahkan ke dalam pelarut. Semakin banyak zat terlarut yang ditambahkan ke dalam pelarut, semakin besar pula pengaruhnya terhadap sifat koligatif pelarut tersebut. Penurunan Titik Beku Penurunan titik beku adalah sifat koligatif yang terjadi ketika suatu zat terlarut ditambahkan ke dalam pelarut, sehingga titik beku pelarut tersebut menurun. Penurunan titik beku ini tergantung pada konsentrasi zat terlarut yang ditambahkan. Semakin besar konsentrasi zat terlarut, maka semakin besar pula penurunan titik beku yang terjadi. Penerapan Sifat Koligatif Penurunan Titik Beku pada Nomor Penerapan sifat koligatif penurunan titik beku pada nomor adalah salah satu contoh dari penerapan sifat koligatif dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat musim dingin tiba, kita sering menggunakan garam untuk mencairkan es di jalan. Hal ini terjadi karena garam yang ditaburkan ke atas es akan mencairkan es tersebut dengan cara menurunkan titik beku air. Pada dasarnya, air memiliki titik beku sekitar 0 derajat Celsius. Namun, ketika garam ditambahkan ke dalam air, titik beku air akan menurun. Semakin banyak garam yang ditambahkan, semakin besar pula penurunan titik beku yang terjadi. Dalam hal ini, nomor yang terdapat pada kemasan garam menunjukkan berapa banyak garam yang terkandung dalam satu kilogram garam. Semakin besar nomor yang terdapat pada kemasan garam, semakin banyak pula garam yang terkandung di dalamnya. Cara Menghitung Penurunan Titik Beku Penurunan titik beku dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Raoult. Persamaan ini menyatakan bahwa penurunan titik beku pelarut tergantung pada konsentrasi molal zat terlarut dalam pelarut tersebut. Berikut adalah rumus untuk menghitung penurunan titik beku Tb = Kbm Tb = penurunan titik beku Kb = konstanta kenaikan titik didih m = molalitas zat terlarut Dari rumus tersebut, kita dapat menghitung penurunan titik beku yang terjadi ketika suatu zat terlarut ditambahkan ke dalam pelarut. Semakin besar konsentrasi zat terlarut, semakin besar pula penurunan titik beku yang terjadi. Kesimpulan Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat melihat penerapan sifat koligatif penurunan titik beku pada nomor. Penerapan ini terjadi ketika kita menggunakan garam untuk mencairkan es di jalan pada saat musim dingin. Pada dasarnya, penurunan titik beku terjadi ketika suatu zat terlarut ditambahkan ke dalam pelarut. Semakin besar konsentrasi zat terlarut, semakin besar pula penurunan titik beku yang terjadi. Penurunan titik beku dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Raoult. Semoga artikel ini dapat membantu kita memahami konsep mengenai penerapan sifat koligatif penurunan titik beku larutan terdapat pada nomor dengan lebih baik. Sampai Jumpa Kembali di Artikel Menarik Lainnya
Penurunan titik beku terjadi jika larutan memiliki titik beku yang lebih rendah daripada pelarut murni. Hal ini dikarenakan adanya zat terlarut yang menghalangi pelarut untuk membeku pada titik bekunya. Akibatnya untuk membeku, larutan memerlukan suhu lebih rendah. Beberapa penerapan titik beku penggunaan garam dapur untuk melelehkan salju pembuatan es putar dan es krim penambahan etilen glikol zat antibeku pada radiator mobil hujan buatan 1 Hujan buatan penurunan titik beku 2 Penyerapan air oleh akar tanaman tekanan osmotik 3 Pembuatan es putar penurunan titik beku 4 Menambahkan glikol pada radiator penurunan titik beku 5 Proses transfusi darah tekanan osmotik Jadi penerapan penurunan titik beku ditunjukkan oleh nomor 1, 3 dan 4
– Sifat koligatif adalah sifat fisik yang dimiliki oleh larutan. Salah satu sifat koligatif adalah penurunan titik beku. Apa yang dimaksud dengen penurunan titik beku larutan dan faktor yang memengaruhinya? Berikut adalah pembahasannya! Titik beku larutan lebih rendah pelarut murni Titik beku adalah suhu saat suatu zat menjadi beku di bawah tekanan 1 atm. Misalnya air, air adalah pelarut murni yang memiliki titik beku 0°C. Artinya, air yang awalnya cair akan berubah menjadi padat pada suhu 0° dari Thought Co, larutan memiliki titik beku yang lebih rendah daripada pelarut murni. Artinya, jika air ditambahkan zat atau senyawa lain dan menjadi larutan. Misalnya, air yang merupakan pelarut murni ditambahkan garam NaCl ke dalamnya. Air kemudian berubah menjadi larutan garam. Adapun, NaCl di dalam air terdisosiasi larut menjadi ion Na+ dan Cl- dalam air. Baca juga Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Faktor Vant Hoff Dilansir dari Lumen Learning, ion Na+ dan Cl- akan menarik molekul air dan mengganggu pembentukan jaringan besar padat yang dikenal sebagai es. Sehingga, diperlukan suhu lebih rendah untuk dapat membekukan larutan garam di bawah 0°C. Artinya, penurunan titik beku adalah sifat koligatif larutan di mana titik bekunya lebih rendah daripada pelarut murni. Rumus penurunan titik beku Besar penurunan titik beku didapat dari selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan sebagai berikut Dengan,ΔTf penurunan titik bekuTf0 titik beku pelarut murniTf titik beku larutan Baca juga Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Faktor Vant Hoff
penerapan sifat koligatif penurunan titik beku larutan terdapat pada nomor